Supported by Ilham Masda Priotomo
[tutup]

Pengunjung

Serial Number Adobe After Effect CS4

Bagi teman-teman yang mau tahu serial number Adobe After Effect CS4 langung aja klik di sini,..

5 Jenis Burung Tercantik Di Dunia

Jika Anda mencari burung tercantik ini lah 5 burung yang akan menjadi nominasinya.

Jangan Meremehkan Hal Sekecil Apapun

Mau tahu cerita seseorang yang habis terkena paku dan berobat dengan penuh susah payah dan berhasil menyembuhkannya, buka saja ini, terima kasih

Tips ampuh meningkatkan IQ, SQ, dan EQ otak kita

Berisi Tentang Tips ampuh untuk meningkatkan kecerdasan otak anda kalau gak percaya silahkan buka saja link ini

Wednesday, July 10, 2013

Jangan Meremehkan Hal Sekecil Apapun



Nama Penulis : Ilham Masda Priotomo
Gender           : Semua Umur
Judul              : Jangan Meremehkan Hal Sekecil Apapun

Pada suatu hari, aku bersa teman-temanku sedang melaksanakan MOS asrama. MOS asrama di laksanakan di mana hari pertama aku masuk ke Asrama. MOS hari itu di bagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok ada 6 anggota.
            Pada MOS hari tu aku merasa senang karena pada hari itu aku sedang dalam keadaan fit atau sedang semangat. Sebelum MOS di mulai kami di suruh berbaris dahulu dengan membawa peralatan yang telah di diskusikan sebelumnya, peralatannya adalah hasduk, kalung manis, atau mungkin yang di maksud adalah permen yang di buat seperti kalung. Papan nama bertuliskan identitas diri masing-masing dan yang terakhir adalah kaos kaki dari plastik.
            Pada pos pertama kami di beri instruksi oleh pemandu agar dari pertama perjalanan sampai akhir tidak boleh ada satupun benda yang jatuh atau hilang. Setelah itu kelompokku langsung di suruh menutup mata dengan menggunakan hasduk yang tadinya sudah di siapkan sejak awal. Setelah itu kami langsung di suruh berputar mengelilingi lapangan, mungkin cara itu bertujuan barang kita hilang satu persatu dan mendapat hukuman. Saat itu benda yang di bawa oleh salah satu anggota kelompok kami jatuh, untungnya pada waktu itu tidak diberi hukuman, tetapi orang yang kehilangan benda tersebut di suruh untuk mencarinya.
            Sebelum sampai di pos selanjutnya kami di suruh berputar-putar terlebih dahulu mengelilingi lapangan dan juga melewati kuburan yang di katakan angker, namun kami tidak takut karena pada waktu itu mata kami tertutup. Setelah lama perjalanan akhirnya kami berhenti di pos selanjutnya. Setelah kami berhenti kami langsung di suruh melepaskan penutup mata satu persatu. Dan juga di lihat kelengkapannya satu persatu. Pada waktu itu perlengkapanku hilang satu yaitu kaos kaki yang terbuat dari plastik. Akhirnya aku langsung di panggil dan di beri hukuman, sebenarnya hukumannya sangat mudah karena aku hanya di suruh mencari orang yang sedang tidur di dalam bangunan yang belum jadi. Karena tidak hati-hati kakiku yang sebelah kanan menginjak sebuah paku yang sudah berkarat.
            Pada waktu itu aku langsung menjerit kesakitan dan meminta bantuan kepada teman-temanku lainnya. Karena luka bekas paku tadi tidak terlihat berdarah arkirnya banyak kakak pendamping tidak percaya kalau aku sedang terkena paku. Akhirnya akupun meneruskan perjalanan ke pos selanjutnya dan sampai pos terakhir dengan keadaanku yang sudah lemas karena terkena paku. Keesokan harinya aku bisa beraktifitas seperti biasa karena aku merasa sudah sembuh. Beberapa hari kemudian kakiku yang sebelah kanan terasa kaku, aku tidak tahu kenapa bisa kakiku menjadi kaku, akhirnya aku bertanya kepada salah seorang temanku yang ibunya bekerja menjadi seorang dokter. Ternyata temanku langsung bilang bahwa itu adalah tanda-tanda orang yang terkena tetanus.           
            Menurut  temanku, tetanus adalah suatu yang dapat mengakibatkan kematian pada seseorang jika tidak cepat-cepat di tangani. Mendengar ucapan itu aku langsung kebingunan karena aku pikir hidupku masih panjang, dan saat itu juga aku langsung bertaubat atas kesalahanku yang sudah saya perbuat. Tak berpikir panjang aku langsung menyuruh temanku untuk mengantarkan aku pergi ke puskesmas terdekat. Setelah sampai di puskesmas aku langsung menuju tempat pemeriksaan. Setelah di periksa doter yang memeriksaku akhirnya bilang kepadaku kalau aku sudah terkena infeksi, dan katanya ini sudah terlambat dalam berobat.
Dan akhirnya aku pulang dengan di beri dokter obat penghilang nyeri, karena jika di obati dengan ATS sudah terlambat, dan biayanyapun mahal, karena pada waktu itu aku hanya bawa membawa uang sebesar 50.000 rupiah, sedangkan obat untuk itu seharga 200.000 rupiah. Ternyata setelah beberapa hari pengobatan tidak ada efek apapun, malah kaku yang aku rasakan semakin menyebar ke kaki yang sebelahnya. Saat itu aku semakin panik dan bingung dengan keadaanku yang merasakan kaku pada kedua kaki. Sejak saat itu akhirnya akupun menyerah dan menelofon orang tuaku yang berada di rumah, untuk mgantarkan aku ke dokter, karena jika tidak ada orang tua maka biayanya mahal dan uangku akan kurang jika aku pergi ke dokter. Namun takdir berkata lain, karena waktu itu adalah hari minggu dan semua dokter pada waktu itu cukup. Akhirnya akupun pergi ke RSUD dan hanya rumah sakit daerah itu saja yang buka, maka aku langsung mencoba untuk berobat ke tempat tersebut. Setelah sampai di rumah sakit aku bilang semua keluhanku ke dokter dan dokterpun bilang ini sudah terlambat karena penanganannya harus paling lambat 2 X 24 jam, sedangkan aku saat itu sudah lebih dari waktu tersebut. Di tengah-tengah keputusasaan tersebut dokter RSUD itu bertanya kepadaku “ Apakah waktu dulu mungkin 1 tahun yang lalu sudah pernah ada sosialisasi suntik ATS..?? ”, akupung menjawab sudah karena aku baru 11 bulan yang lalu melakukan vaksin ATS. Akhirnya dokter itupun memberitahu kepada saya, kalau masih ada harapan hidup jika sudah pernah di suntik dengan vaksin ATS tersebut, karena akan lebih kebal dengan virus tersebut.

            Mendengar perkataan tersebut, akupun sangat lega dan senang. Akhirnya sayapun menyuruh dokter tersebut mencoba dulu dengan menyuntikkan ATS tersebut. Selanjutnya setelah di suntik dengan STS akhirnya sayapun hanya berserah diri kepada Allah SWT, dan memohon ampun kepada Allah atas semua kesalahan yang telah kulakukan selama ini. Setelah beberapa hari kondisiku semakin membaik dan pulih, namun memang sedikit sedikit sembuhnya tidak dalam waktu sekejab, namun dengan kesabaran yang aku lakukan akhirnya sekarang aku sembuh total. Setelah sembuh akupun langsung bersyukur kepada Allah SWT. Dari pengalamanku tadi saya dapat mengambil kesimpulan bahwa jangan meremehkan hal sekecil apapun, karena jika hal kecil dilalukan maka akan timbul menjadi besar.